Tragedi yang dialami Reisa Ramandani, 19 tahun, salah satu korban penusukan saat konser Superman Is Dead (SID) di Stadion Sriwedari Solo, Jumat (23/10) malam lalu menjadi pengalaman pahit yang tak akan pernah dilupakannya.
Pemuda asal Jaten, Karanganyar itu bisa dibilang lebih beruntung karena nyawanya tak sampai melayang seperti yang dialami korban lainnya, Yuli Widianto. Di balik peristiwa itu, Reisa mendapat berkah lain. Pasalnya, Selasa (27/10), dia bisa berjumpa langsung dengan grup band idolanya yang menjenguknya di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu, Solo, tempat dia dirawat.
Siang itu, tiga personel SID, Bobby Kool (vokal,gitar), Eka Rock (bass), dan Jirinx (drum) bergegas meluncur dari Semarang ke Solo dengan harapan bisa bertemu langsung dengan korban. Dengan waktu relatif mepet, karena sore harinya mereka harus segera terbang ke Bali, Boby, Eka, dan Jirinx bisa menghibur Reisa yang dirawat di Bangsal Kamajaya, Kamar Kamajaya 1G, RS Kasih Ibu.
Karena saat itu bertepatan dengan jam istirahat, orang yang ingin menjenguk pasien harus dibatasi. Maka rombongan SID yang berjumlah sekitar tujuh orang, akhirnya hanya bisa masuk kamar tiga personelnya beserta promotor konser, Hardi Sahari saja.
Saat itu, Reisa sedang terbaring lemas di tempat tidurnya. Ketika Boby, Eka, dan Jirinx menyapanya, Reisa terlihat kebingungan karena dia baru terbangun dari tidur.
Beberapa saat kemudian, senyum pun mengembang dari bibir mahasiswa semester satu Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu ketika ia menyadari kalau orang-orang yang di hadapannya ternyata personel SID.
“Bagaimana kabarnya, sudah baikan belum?” sapa Boby kepada Reisa.
Anggota grup band rock asal Pulau Dewata tersebut kemudian berbincang akrab membicarakan tragedi yang dialami Reisa beserta rekan-rekannya.
Bahkan, mereka juga sempat melihat dua luka tusukan yang ada di punggung pria yang beralamat di Perum Bumi Graha Indah, Jaten, Karanganyar tersebut. “Awalnya nggak terasa sakit, tahu-tahu darah sudah keluar dari bekas luka tusukannya. Jadi nggak tahu juga siapa pelakunya,” kisah Reisa.
Reisa sebenarnya sudah diperkenankan pulang ke rumah, namun karena urusan administrasi dengan pihak rumah sakit belum dibereskan maka kepulangannya terpaksa ditunda untuk sementara waktu. Sementara korban lain yang juga dirawat di RS tersebut, Dwi Martanto, 22, telah pulang dari RS sejak Senin (26/10) sore.
as taken from: www.supermanisdead.net
Pemuda asal Jaten, Karanganyar itu bisa dibilang lebih beruntung karena nyawanya tak sampai melayang seperti yang dialami korban lainnya, Yuli Widianto. Di balik peristiwa itu, Reisa mendapat berkah lain. Pasalnya, Selasa (27/10), dia bisa berjumpa langsung dengan grup band idolanya yang menjenguknya di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu, Solo, tempat dia dirawat.
Siang itu, tiga personel SID, Bobby Kool (vokal,gitar), Eka Rock (bass), dan Jirinx (drum) bergegas meluncur dari Semarang ke Solo dengan harapan bisa bertemu langsung dengan korban. Dengan waktu relatif mepet, karena sore harinya mereka harus segera terbang ke Bali, Boby, Eka, dan Jirinx bisa menghibur Reisa yang dirawat di Bangsal Kamajaya, Kamar Kamajaya 1G, RS Kasih Ibu.
Karena saat itu bertepatan dengan jam istirahat, orang yang ingin menjenguk pasien harus dibatasi. Maka rombongan SID yang berjumlah sekitar tujuh orang, akhirnya hanya bisa masuk kamar tiga personelnya beserta promotor konser, Hardi Sahari saja.
Saat itu, Reisa sedang terbaring lemas di tempat tidurnya. Ketika Boby, Eka, dan Jirinx menyapanya, Reisa terlihat kebingungan karena dia baru terbangun dari tidur.
Beberapa saat kemudian, senyum pun mengembang dari bibir mahasiswa semester satu Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu ketika ia menyadari kalau orang-orang yang di hadapannya ternyata personel SID.
“Bagaimana kabarnya, sudah baikan belum?” sapa Boby kepada Reisa.
Anggota grup band rock asal Pulau Dewata tersebut kemudian berbincang akrab membicarakan tragedi yang dialami Reisa beserta rekan-rekannya.
Bahkan, mereka juga sempat melihat dua luka tusukan yang ada di punggung pria yang beralamat di Perum Bumi Graha Indah, Jaten, Karanganyar tersebut. “Awalnya nggak terasa sakit, tahu-tahu darah sudah keluar dari bekas luka tusukannya. Jadi nggak tahu juga siapa pelakunya,” kisah Reisa.
Reisa sebenarnya sudah diperkenankan pulang ke rumah, namun karena urusan administrasi dengan pihak rumah sakit belum dibereskan maka kepulangannya terpaksa ditunda untuk sementara waktu. Sementara korban lain yang juga dirawat di RS tersebut, Dwi Martanto, 22, telah pulang dari RS sejak Senin (26/10) sore.
as taken from: www.supermanisdead.net
0 cap cis cus:
Posting Komentar
Terima kasih untuk meninggalkan komentar Anda di artikel ini.. :)