All About Superman Is Dead

SID, punk rock pioneers of Bali, were born and bred in Kuta Rock City. The band is three chord attitude-heavy young men, by name : Bobby Kool (lead vocal, guitar, a dog lover and a graphic designer) , Eka Rock (low ridin' family man, beer drinker, laid back bass and backing vocal and a warm smilin' Rock 'N Roll bandman, IT warior) , Jrx (low ridin' beer drinking Rock 'N Roll prince charming, drummer and a hairwax junkie, Bar owner)

Superman Is Dead Biography

SID, pelopor punk rock Bali, lahir dan dibesarkan di Kuta Rock City. Band ini adalah tiga akord sikap-berat pria muda, dengan nama: Bobby Kool, Eka Rock, Jrx. Nama 'Superman is Dead' mulai evolusi 'dari Stone Temple Pilot "Superman Silvergun". Nama pindah ke "Superman is Dead" karena mereka menyukai gagasan bahwa tidak ada hal seperti orang yang sempurna di luar sana.

Personel SID: Bobby Kool

Bobby Kool - adalah seorang gitaris sekaligus vocalist pada band SID (Superman Is Dead). Selain kesibukannya manggung dan padatnya jadwal bermusik, Bobby juga adalah seorang Designer fashion yang telah mendirikan/mengelola Clothing Store' bernama Electrohell

Personel SID: Eka Rock

I Made Eka Arsana (lahir di Negara, 8 Februari 1975; umur 36 tahun; nama asli dari Eka Rock) adalah personil dari grup musik asal Bali, Indonesia, Superman Is Dead. Di grup Superman Is Dead, Eka Rock memainkan instrumen bass.

Personel SID: Jerinx (JRX)

I Gede Ari Astina (lahir di Kuta, 10 Februari 1977; umur 34 tahun; nama asli dari Jerinx) adalah personil dari grup musik asal Bali, Indonesia, Superman Is Dead. Di grup Superman Is Dead, Jerinx memainkan instrumen drum dan di grup Devildice sebagai vokalis.

Minggu, 11 September 2011

SUPERMAN IS DEAD MUNTAHKAN ENERGI OUTSIDER DI LA LIGHTS INDIEFEST FESTIVE SOUND 2011

Ratusan penggemar fanatik band punk Superman is Dead berbondong-bondong datang ke arena konser LA Lights Indiefest Festive Sound 2011, di Lapangan D Senayan Jakarta, Sabtu (9/7/2011) malam.


Saat konser SID berlangsung, mereka membuat pusaran penonton di barisan paling depan. Sedangkan di tengah dijadikan arena moshing untuk melampiaskan emosi dengan iringan musik bertempo cepat band asal Bali itu.

Di sayap lapangan sebelah kanan yang berada di luar pagar arena konser, juga banyak para Outsiders (sebutan penggemar SID) yang setia menunggu Bobby (vokal), Eka (bas), dan Jerinx (drum) tampil diatas panggung sambil meneriakan nama mereka.

Konser SID dimulai saat Jerinx keluar dari back stage mengayuh sepeda low rider warna merah modifikasi khusus, di parkirkannya sepedanya di sudut paling depan panggung lalu berlari ke belakang drum.

Saat itu juga keadaan makin panas ketika penonton di luar pagar memaksa mendesak ingin masuk. Satu orang fans SID mencoba nekad masuk, tapi sayangnya tertangkap polisi dan langsung dibawa ke pos keamanan.

SID memulai konser dengan lagu Luka Indonesia. Bobby dengan suara gaduh yang keluar dari gitar vintage warna putihnya berhasil memekakan malam di depan 2 ribu penonton.

"Kalian masih kuat di sini, acara seperti ini pastinya enggak ada keributan, karena Outsider lah yang menjaga di sini," pekik Bobby.

Penyelenggara konser mencoba menawarkan sesuatu yang beda dengan membentuk kolaborasi SID dengan band perwakilan dari generasi muda bernama Gecko yang juga berasal dari Bali di single Jika Kami bersama. Dan juga kolaborasi bareng vokalis pria muda berambut gondrong bernama Prima menembangkan lagu Citra OD.

Sisa lagu lainnya, Burn To You dan We are Outsider juga dinyanyikan dengan semangat oleh SID. Penampilan vokalis Bobby terasa enerjik tadi malam. Ia kerap maju ke depan panggung untuk lebih dekat dengan para Outsiders dan kembali ke tengah panggung.

Tak terasa SID mengalirkan lima lagu, disaat terakhir penampilannya, Outsiders masih ingin 'dibakar' musik dari trio asal Bali itu. Beberapa kali teriak minta lagu lebih.

"Karena jadwal yang tidak memungkinkan, kita harus mengakhiri. Terima kasih Outsiders," pamit Bobby lalu menghilang ke belakang panggung.

SID MENEMBUS POPULAR CHARTS BILLBOARD INTERNATIONAL KATAGORI UNCHARTED

Baru-baru ini Superman Is Dead (SID) berhasil menembus chart popular Billboard. SID dianggap memiliki lebih dari 1,6 juta fans dari seluruh dunia di Facebok. Dan juga berdasarkan survei terhadap sejumlah website, seperti YouTube, Wikipedia, MySpace, Last.fm, dan lainnya jaringan media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Menarik bagi kita untuk mengetahui bagaimana SID bersosialisasi dengan fansnya (Outsiders/LadyRose) dan juga pihak lainnya. Silahkan simak wawancara dengan SID melalui JRX.

Seberapa senang sekaligus kebanggaan Indonesia dengan capaian yang diberikan oleh "Billboard"?
Kami bangga, bisa meletakkan nama Indonesia di peta persaingan musik global. Indonesia juga (sebaiknya) belajar meng-appreciate hal-hal seperti ini dengan adil dan seimbang, jangan hal-hal yang negatif saja yang di blow up.
Muda, beda dan berbahaya bagi SID adalah?
Rangkaian kalimat tersebut merepresentasikan energi dan semangat perubahan untuk melawan nilai-nilai lama yang masih dipertahankan kaum mainstream demi eksistensi kepentingan golongan-nya saja.
Bagaimana SID melukiskan Outsiders/LadyRose?
Mereka memiliki 'sesuatu' yang tidak dimiliki fans base band-band lainnya. Kami percaya hukum semesta dan seleksi alam. Setidaknya, dari jutaan Outsiders/LadyRose pasti akan ada beberapa persen dari mereka yang akan tumbuh menjadi penentu masa depan daerah atau bahkan negara nya. Dan semoga, persepsi positif mereka terhadap SID bisa menjadi referensi dalam mengambil keputusan nantinya.
Tentang suka bersama Outsiders/LadyRose?
Keriangan kami bersifat sejajar, dikala SID berkunjung ke kota mereka, jika memungkinkan kita naik sepeda bersama, kadang membersihkan sampah plastik bersama. Itu benar-benar membuat kami bahagia. Juga disaat kami menemukan beberapa Outsiders/LadyRose yg memiliki kecerdasan dan wawasan luas, kadang kami terpesona dan belajar dari mereka.
Tentang duka bersama Outsiders/LadyRose?
Disaat beberapa dari mereka menghujat band lain dengan membawa-bawa nama Outsiders/LadyRose. Itu sangat memalukan! Juga ada beberapa Outsiders/LadyRose dadakan yang tiba-tiba, juga secara mendadak, menyatakan diri anti terhadap SID setelah tahu kalau SID bukanlah band yang hanya bisa bicara tentang musik.
Menuju pertanyaan global, bagaimana pandangan SID terhadap indie scene di Bali, juga di Indonesia?
Internet sangat berperan dalam memajukan 'scene' indie di dunia, termasuk Indonesia. Dan sudah seharusnya band-band indie makin bisa bersaing seiring dengan kemajuan tehknologi. Dan indikasinya sudah terlihat. Jaman sekarang gak harus kawin cerai lalu masuk infotainment untuk menjadi musisi besar.
Juga tentang musik Indonesia secara umum saat ini?
Secara umum sedikit membaik. Munculnya kembali musisi pop berkelas macam Kla Project, Anggun atau yang lebih baru semacam Sandy Sondhoro, Dira Sugandi dll mampu sedikit mengobati iritasi telinga akibat serangan nada arus utama yang itu-itu saja.
Pertanyaan terakhir pernyataan bebas yang ingin disampaikan?
Semoga Indonesia bisa menjadi rumah yang adil serta nyaman dihidupi oleh seluruh warga negara nya.

"Wow, yeah...!" Respek dengan apa yang dikemukakan SID. Muda, beda dan berbahaya dapat diperankan SID dengan baik untuk Indonesia, terutama Outsiders/LadyRose. Jadi bukan hal yang mustahil ketika mereka mampu terdepan hingga mendunia seperti sekarang.

OUTSIDER JOGJA DAN SHAGGY DOG GELAR KONSER AMAL PEDULI ORANGUTAN

Gelar Konser Amal Peduli Orangutan. Selama dua hari ratusan orang berkumpul di Kulonprogo, Yogyakarta demi pelestarian orangutan sambil berdansa bersama Shaggydog.

Andai orangutan di Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ) bisa berdansa, mereka pasti akan bergabung bersama Shaggydog dalam pertunjukan musik bertajuk Dare to Care tersebut.

Pertunjukan dalam rangka ulang tahun Outsiders Yogya (sebutan bagi fans Superman Is Dead di Yogya) yang kedua ini mengambil tema tersebut sebagai upaya mengajak kaum muda untuk berani peduli pada nasib orangutan.

Pertunjukan berkonsep camping ini berlangsung selama dua hari pada 23-24 Mei lalu dengan mengambil tempat di Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ). PPSJ sendiri merupakan tempat bagi para orangutan sitaan milik pribadi untuk dirawat dan dipersiapkan sebelum kembali dilepas ke hutan. Nantinya hasil dari konser ini akan disumbangkan bagi operasional PPSJ.

Shaggydog, Suicidal Sinatra, Something Wrong, Morning Horny, dan beberapa band lain membuat tempat liar itu semakin liar lewat sajian musik yang mereka hadirkan. Meski hujan deras mengguyur venue sejak maghrib hal itu tak membuat semangat peduli pada orangutan luntur. Morning Horny dan Something Wrong berhasil mengajak ratusan Doggies (julukan bagi fans Shaggydog) dan Outsiders untuk bertelanjang dada dan berdansa di tengah hujan.

Sekitar pukul setengah dua belas malam giliran Suicidal Sinatra yang menghujani penonton dengan nuansa rock dengan dentuman bas yang sangat khas. Pohon yang runtuh menimpa sebagian panggung tak membuat band asal Bali ini berhenti membuat ratusan massa melompat-lompat di tengah hujan.

Pukul setengah satu malam ratusan penonton yang sudah basah kuyup makin merapat ke panggung untuk menutup malam bersama Shaggydog. “Tadi Jerinx nitip salam dan meminta maaf nggak bisa datang, lain kali dia janji bakal ngebir bersama kita lagi!” tutur Heru vokalis Shaggydog sesaat setelah mengucapkan selamat ulang tahun kepada para Outsiders kota gudeg.

“Mari memperlakukan orangutan seperti layaknya saudara kita sendiri,” lanjut Heru pada para ratusan orang di depan panggung. Band yang lekat dengan kawasan Sayidan ini kemudian menggebrak dengan lagu-lagu anthemic mereka macam “Kembali Berdansa” dan “Di Sayidan”, tak ketinggalan beberapa lagu dari album baru mereka macam “Ditato” dan “Honey” berhasil membuat penonton yang masih meneduh di tenda meluncur untuk berhujan-hujan ria di depan panggung.

Selain diisi oleh pertunjukan musik amal bagi orangutan, Dare to Care juga menggandeng Centre for Orangutan Protection (COP) sebuah lembaga independen yang berkonsentrasi pada penyelamatan orangutan untuk memberi pengetahuan mengenai kondisi orangutan lewat pemutaran film dokumenter. Menurut Hardi Bakdiantoro (pendiri COP) acara musik seperti ini sangat membantu untuk memberitahu keadaan orangutan yang sebenarnya pada anak muda.

“Saat ini sekitar 2.400 dari 12.000 orangutan terbunuh setiap tahunnya, hal ini diperparah lagi karena pemerintah terus mengizinkan pembukaan lahan sawit di Kalimantan yang berarti membabat habis habitat orangutan, ini jelas nggak bisa dibiarin,” jelasnya. Ia juga menambahkan dengan event seperti ini diharapkan anak muda mau peduli terhadap satwanya khususnya orangutan.

Hal senada disampaikan Bandizt (bassist Shaggydog) yang juga bertindak sebagai penanggungjawab acara ini. “Lewat Dare to Care diharapkan perhatian ke orangutan meningkat sebab kondisi orangutan memang benar-benar memprihatinkan, inginnya juga ngebentuk kesadaran kalau kita kaya akan satwa, anak muda penting buat disadarin, kalau yang tua-tua udah susah,” jelas pembetot bas Shaggydog yang sekali seminggu pergi ke PPSJ untuk memberi makan orangutan ini.

Pertunjukan amal dua hari ini kemudian ditutup dengan memberi makan orangutan di PPSJ di hari kedua berlangsungnya penyelenggaraan. “Orangutan harus terus kita jaga, dan stop pembabatan hutan untuk perkebunan kelapa sawit,” pungkas Bandizt sambil memberi makan seekor orangutan.

PRESS RELEASE ALBUM ANGELS AND THE OUTSIDER

Press Release : ANGELS AND THE OUTSIDERS

Rasanya sudah 100 tahun lamanya tidak menginjakkan kaki di studio rekaman. And before we jump to the main topic, one thing we must admit, the beginning of this year 2008 and half of 2007 was disaster for Superman Is Dead! Semua terasa berat.

Diawali dengan penghianatan besar, konflik fatal dalam manajemen, kebangkrutan dan ditinggalkan oleh yang tercinta. Semua terjadi secara beruntun bak novel tragedi dari Rusia. Dingin dan tanpa ampun. Dan kita tidak bertambah muda. Dikejar usia, jadilah beban hidup terasa semakin berat dan menghantui setiap inchi langkah yang kita ambil. Saat itu SID seperti kehilangan nyawa dan akal sehat.

Kebingungan dan hampir menyerah.

Tapi untung saja tidak. "Apapun yang tidak membunuhmu akan menjadikanmu lebih kuat". Don't ever fuck with that old saying coz we are the living proof. Setelah hampir setahun hancur lebur dihajar depresi dan segenap negativitas-nya, perlahan kita seperti kembali menemukan jati diri kita, siapa kita dan apa yang kita inginkan. Ditengah rasa sakit kita banyak belajar tentang hidup. Dan satu hal signifikan, malaikat akan selalu ada disana selama kita masih percaya. Energi. Api kebencian, cinta dan airmata. Itulah malaikat. Persahabatan, kesetiaan dan harapan. Itulah malaikat.

Dan kita pun terselamatkan.

Perlahan kita mencoba berdiri lagi, menulis lagu, menorehkan lirik bertintakan air mata dan alkohol untuk menemukan kembali alasan kenapa kita berada di band ini. Dan jangan pernah lupakan rasa terima kasih dari hati kami yang paling dalam untuk semua fans, sahabat dan keluarga yang tiada henti siang malam gelap terang memberi api semangat nan tulus kepada kami. We're so so lucky to have you!

Berbekal harapan setinggi matahari, akhirnya kami benar-benar bisa berdiri dan semua masalah mulai menemukan jalan keluarnya.

Masih memakai sound engineer Yoni dan dengan sound yang jauh lebih tebal dan matang, album ke 7 ini dibuka dengan Kuat Kita Bersinar dimana kita memadukan suara tulus anak-anak panti asuhan diiringi denting indah piano dari musisi jazz tangguh Erik Sondy. Kemudian Jika Kami Bersama, sebuah masterpiece dimana SID untuk pertama kalinya berkolaborasi penuh dengan Jogjakarta kings Shaggy Dog. This track is guaranteed gonna bring your ass right to the party!

Kemudian rasa salut dan hormat terdalam untuk sekumpulan anak muda yang tak mengenal rasa takut dan selalu ada untuk SID kita tumpahkan dalam We Are The Outsiders.

Kesedihan dan konten rasa kehilangan kita balut dengan gagah dalam Nights Of The Lonely [featuring Sally Jo Saharadja on violin], Menuju Temaram dan Memories Of Rose yang maha panas dimana perpaduan gitar flamenco Hendra Telephone dan permainan trumpet dahsyat Rio Saharadja akan membuat anda seolah berada di gurun Mexico dengan tequila kadaluwarsa ditangan kiri dan pistol di tangan kanan.

Lalu di track Pulangtema kerinduan akan 'rumah' dituangkan dengan semangat rockabilly nan membara dan tiba tiba terselip nada gulana suling bambu Bali dari Gembul drummer Navicula. Aneh? You'll be the judge. Tak usah terlalu lama terjebak dalam kesedihan karena kita akan menggebrak pesta pesta liar jalanan dengan Poppies Dog Anthem [based on a true fuckin story], Punkrock Lowrider dan Twice In Paradise.

Luka Indonesia yang memuntahkan rasa cinta kami pada negara dan kolaborasi dengan alat musik tradisional Bali terjadi disini, it's totally Rock-A-Bali! Tema persatuan dan harapan untuk dunia yang lebih baik juga ada di U.T.W (Unfuck The World) dan Nuansa kecintaan terhadap pada anak-anak kita pertahankan dalam lirik-lirik jujur Saint Of My Life [feat.Alit Anima on organ], Close To Fly Away, dan The Days Of The Father. Punkrock sayang keluarga. Haha.

Itulah 15 track yang berhasil kita rekam dalam masa masa terberat dalam karir kita, namun matahari sudah kembali bersinar dan hingga detik ini kami merasa seperti ribuan macan lapar yang siap menerjang apapun dan siapapun yang berdiri dijalan kami.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More